MAKALAH
MANAJEMEN KUALITAS AIR
Oleh
:
Ratmin Husain
633414006
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2015
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan
diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat.
Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang
membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi
ummat-Nya.
Dalam dalam penyusunan makalah ini
dengan judul “Manajemen Kualitas Air” dapat di selesaikan dengan tepat waktu
saya sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan-Nya tentang manajemen kualitas air ini. Saran dan
kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan manusia sendiri.
Gorontalo, 18 November, 2015
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.2
Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk
hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu
sumber daya air tersebut harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai
kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan
generasi sekarang dan generasi mendatang (Nugroho, dalam Purnomo Mangku dkk.,
2013).
Salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya yaitu sungai. Sungai
merupakan ekosistem yang sangat penting bagi manusia. Sungai juga menyediakan
air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan seperti pertanian, industri
maupun domestik Siahaan dkk., (dalam Purnomo Mangku dkk., 2013).
Air sungai yang keluar dari mata air
biasanya mempunyai kualitas yang sangat
baik. Namun dalam proses pengalirannya air tersebut akan menerima berbagai
macam bahan pencemar Sofia dkk, (dalam Purnomo Mangku dkk., 2013). Beberapa
tahun terakhir ini, kualitas air sungai di Indonesia sebagian besar dalam
kondisi tercemar, terutama setelah melewati daerah pemukiman, industri dan pertanian
Simon dan Hidayat, (dalam Purnomo Mangku dkk, 2013). Meningkatnya aktivitas
domestik, pertanian dan industri akan mempengaruhi dan memberikan dampak terhadap
kondisi kualitas air sungai terutama aktivitas domestik yang memberikan masukan
konsentrasi BOD terbesar ke badan sungai Priyambada dkk, (dalam Purnomo Mangku
dkk., 2013).
Suatu sungai dikatakan terjadi
penurunan kualitas air, jika air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan
status mutu air secara normal. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air
yang menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam
waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
Penentuan status mutu air dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan Metode
Indeks Pencemaran. Indeks Pencemaran (Pollution Index) digunakan untuk
menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang
diizinkan. Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian
dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau
sebagian dari suatu sungai KLH, (dalam Purnomo Mangku dkk., 2013).
Berdasarkan peruntukannya tentunya diharapkan bahwa
kualitas air yang ada disungai tersebut masih dalam batas-batas toleransi.
Kriteria kualitas air, apakah masih layak untuk dimanfaatkan atau tidak, dalam
artian kualitas air di gunakan untuk mengetahui apakah air itu cukup aman untuk
dikonsumsi atau dipergunakan untuk kegiatan tertentu Mary Selintung, (dalam
Latif 2012).
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang
diukur dan diuji berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115: Tahun 2003), kualitas air tersebut dapat dinyatakan
dengan parameter fisik karakteristik air dan kualitas air sungai. Parameter
fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan-bahan yang dapat
diamati secara visual/kasat mata. Parameter fisik tersebut adalah kandungan
partikel/padatan, warna, rasa, bau, dan suhu. Sedangkan yang termasuk dalam
karakteristik air sungai ini yaitu sedimentasi dan salinitas. (Arianty Gandika
dkk, 2012).
Dari pendahulaun
di atas maka saya menyusun makalah ini yang membahas tentang manajemen kualitas
air secara umum.
1.2 Maksud
Maksud
dari penyususnan makalah ini yaitu untuk mengetahui manajemen kualitas air
berupa parameter fisika kimia dan biologi.
1.3 Tujuan
Agar dapat menambah wawasan baru
tentang manajemen kualitas air yang berupa parameter fisika kimia dan biologi .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kualitas Air
Kualitas
air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain
di dalam air. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu
terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik,
biologi atau uji kenampakan (bau dan warna). Kualitas air dapat dinyatakan
dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan
terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, COD dan
sebagainya) dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri dan
sebagainya). (Yuliana Emma dkk, 2014)
2.2 Konsep Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air adalah ilmu
yang mempelajari tentang upaya mengontrol kualitas air sehingga agar tercapai
kualitas air kondisi yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya, serta untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Dalam kegiatan
budidaya perairan, yang dimaksud dengan yang termasuk dalam pengelolaan
kualitas air meliputi program kegiatan yang mengarahkan perairan budidaya pada
keseimbangan ekosistem perairan dalam suatu wadah yang terbatas, agar tercipta
suatu kondisi perairan yang menyerupai habitat alami biota air yang
dibudidayakan, baik dari segi sifat, tingkah laku, maupun secara ekologinya.
pengelolaan kualitas air kolam dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas air agar layak bagi kehidupan organisme yang
dibudidayakan. Dalam hal ini pengelolaan kualitas air dilakukan pada budidaya
ikan dan budidaya udang.
- Metode yang digunakan harus mengacu pada tujuan pengelolaan air tambak. Secara garis besar tujuan dari kegiatan ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu : (a) Menjaga atau mempertahankan kualitas air yang sudah sesuai dengan tolok ukur berlaku berdasarkan pengamatan lapangan maupun teori; (b) Memperbaiki kualitas perairan yang kurang sesuai ke arah yang lebih baik; (c) Mengganti perairan tambak yang dapat membahayakan bagi udang dengan perairan yang baru untuk menciptakan lingkungan perairan yang lebih sesuai dengan kondisi dan kualitas udang.
- Metode yang digunakan harus tepat sasaran sesuai dengan parameter yang akan dikelola yaitu kecerahan air, warna air tambak, kondisi fisik air tambak dan kondisi dasar tambak. Parameter tersebut membutuhkan pendekatan metode tersendiri yang tetap mengacu pada keterkaitan satu sama lain.
- Metode yang digunakan harus dapat menyentuh akar permasalahan kualitas air yang sebenarnya. Permasalahan kualitas air tambak dapat terjadi antara lain karena :(a) Faktor internal tambak, yaitu permasalahan yang terjadi karena terganggunya salah satu unsur penyusun ekosistem perairan tambak;( b) Faktor eksternal tambak, yaitu permasalahan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh dari luar tambak seperti perubahan cuaca yang menyebabkan kestabilan perairan terguncang;(c) Faktor treatment error yaitu permasalahan yang terjadi akibat kesalahan perlakuan teknis budidaya
Dasar pertimbangan seperti yang
telah diuraikan di atas bertujuan agar penerapan metode yang digunakan dalam
pengelolaan kualitas air tambak dapat berjalan efektif dan efisien baik secara
teknis budidaya maupun perhitungan finansial. Beberapa metode yang biasa
digunakan dalam pengelolaan kualitas air tambak antara lain :
- Sirkulasi air
- Pemupukan air
- Inokulasi air, and
- Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan (tidak direkomendasikan).
Pengelolaan kualitas air akan berpengaruh pada
biota-biota yang ada di perairan terutamanya saat melakukan budidaya, maka dari
itu perlu melakukan pengelolaan kualitas. Dalam pengertian umum. Kualitas air
mencakup sifat fisika, kimia dan sifat biologi air, Faktor faktor ini secara
bersama dan dinamis membuat kondisi kualitas air berbeda, karena perbedaan
salah satu faktor tersebut. Dalam dunia perikanan, kesesuain air bagi
kelangsungan hidup dan pertumbuhan biota (ikan dan udang), yang umumnya
ditentukan oleh hanya beberapa parameter kualitas air saja yang disebut sebagai
parameter penentu atau parameter kunci.
beberapa parameter kualitas air, yang merupakan parameter kunci yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan ikan, diantaranya: oksigen terlarut, BOD, CO2
pH, alkalinitas, kesadahan, fosfat terlarut, nitart, nitrit, kecerahan, suhu,
Kelimpahan plankton.
Faktor fisika Sinar matahari.
·
sinar matahari yang melewati permukaan
air, tidak bisa seluruhnya berpenetrasi langsung kedalam air, dimana sebagian
radiasi tersebut dipantulkan kembali ke udara,
·
Besarnya cahaya yang dipantulkan dan
diteruskan ke dalam air tergantung pada:
1. Kekasaran
film dari permukaan air
2. besarnya
sudut radiasi matahari.
Semakin
halus permukaan air dan semakin kecil sudut
radiasi terhadap garis vertikal, semakin
besar radiasi yang masuk melalui permukaan air Semakin kasar dan besar sudut radiasi terhadap garis vertikal semakin banyak radiasi yang
dipantulkan. Pada air murni ± 53% dari intensitas sinar yang masuk kedalam air
hilang dan ditransformasikan kedalam bentuk panas setelah melewati satu meter
kedalaman kolam air (Wetzel, 1975).
Perairan alami mengandung partikel tersuspensi
meliputi: partikel tanah, partikel bahan organik dan biota renik (plankton yang
melayang didalam air ), Pewarnaan air alami, merupakan hasil dari gelombang
sinar sinar yang tak terserap ketika memasuki kolam air, Dengan adanya partikel
partikel dan jasad renik tersebut maka penetrasi cahaya matahari kedalam air
menjadi terhambat. Dengan kata lain kecerahan air menjadi rendah, Penurunan
kemampuan air dalam mentrasmisikan sinar karena pengaruh bahan tersuspensi
disebut
Turbiditas, Kedalaman air dimana
intensitas sinar matahari < 1%
dari
intensitas pada permukaan disebut kedalaman komponsasi ( F=R), Zona diatasnya disebut zona euphotik. Pada
kolam yang densitas planktonnya tinggi (eutrop), zone euphotik seringkali
kurang dari 1 meter, Kolam dengan kecerahan sangat rendah (kurang dari 40 cm)
atau dalam kondisi bloming plankton dapat mengangu kehidupan udang, Penggukuran
kecerahan ini paling mudah dilakukan dengan sechi disk, akan tetapi kadang
kadang diperlukan data kwantitatif. Wetzel (1975) menyatakan prosentasi
absorpsi
sinar matahari pada suatu kedalaman air dapat dihitung dengan
persamaan:
% absorpsi =
Dimana :
Iz
= penetrasi radiasi pada permukaan
Io
= Radiasi pada kedalaman Z.
Prosentasi
absorpsi awalnya digunakan untuk mempelajari sinar monochromatic, yang dalam
perkembangannya diperluas untuk radiasi total. Jumlah penetrasi sinar menuju
kedalaman Z dihitung dengan persamaan Lambert:
Iz
= Io * e –K*z Atau Ln (Io) – ln (Iz) = K*Z
Dimana
:
e
= Bilangan natural, 2.718
K
= Koefisien penurunan intensitas sinar matahari.
Nilai
koefisien penurunan intensitas sinar matahari ini memberikan dugaan yang lebih
baik bagi penetrasi sinar pada berbagai kedalaman air. Pengukuran penurunan
intensitas sinar matahari pada suatu kedalaman dapat mengunakan alat Underwater
light meter.
v Kecerahan
·
Alat : Piring secchi, tali, alat
pengukur panjang
·
Tujuan: Mengetahui sampai kedalaman
berapa cahaya
matahari bisa menembus kolam, dan secara tidak
langsung untuk penentuan kelimpahan plankton.
·
Cara kerja:
Memasukkan piring secchi kedalam kolam sampai tidak
kelihatan, kemudian diangkat hingga piring sechhi kelihatan kembali, dan diukur
kedalamannya.
v Bau
dan Warna
Warna air ditentukan oleh warna senyawa atau bahan yang
terlarut dan melayang-layang di dalam air, Apabila kecerahan tinggi dan perairan
dangkal, warna air di tambak dipengaruhi oleh dasar perairan. Warna air tambak
yang coklat dan kekeruhan tinggi kecerahan rendah maka dapat dipastikan bahwa
perairan tersebut mengandung banyak partikel partikel tanah. warna hijau sampai
hijau tua atau hijau abu abu, makaperairan tambak mengandung banyak plankton. air
tambak berwarna kehitam hitaman, dapat diduga kandungan partikel-partikel
lumpur organik adalah tinggi.
Bau dari air disebabkan oleh bau senyawa atau meteri
dan gas-gas yang terkandung didalamnya. Tambak yang mengandung bahan organik
tinggi (sisa pakan, pupuk organik dll) akan menimbulkan bau busuk yang
disebabkan proses dekomposisi yang menghasilkan gas sulfida dan fosfor serta
amonia. Kondisi air yang berbau busuk karena kandungan gas sulfida dan amonia
tidak cocok bagi kehidupan ikan dan dalam dosis yang tinggi bisa menyebabkan
kematian.
v Suhu
dan Stratifikasi Termal.
Air
mempunyai kapasitas panas yg tinggi, (energi 1 kalori. untuk memanaskan 1 gram
air tiap 1o C) Penyerapan Energi sinar matahari secara
eksponensial
berdasarkan kedalaman air, (penyerapan tertinggi terjadi pada kedalaman 1 meter
) kolam ikan dengan bahan organik terlarut (besar) maka
daya
serap energi lebih besar dibandingkan dengan air yang jernih. Transfer panas
dari lapisan air bagian atas menuju kebawah sangat tergantung pada pencampuran
fisik
dengan bantuan arus Suhu berpengaruh terhadap densitas air, suhu, densitas air,
masa air. Kecepatan penyerapan panas lebih besar pada permukaan air menyebabkan
timbulnya stratifikasi suhu, hal ini terutama terjadi karena perbedaan densitas
yang sangat tinggi antara kolam air bagian atas dan
bawah.
proses up welling bisa terjadi di tambak, dimana pada saat terjadi hujan deras
yang lama, terbentuk lapisan air hujan dingin (bj tinggi) yang bergerak
kebawah, diikuti gerakan air yang lebih panas ke atas.
Up welling sangat merugikan, if banyak lumpur di
dasar tambak. Proses singking dan up welling ini akan menyebabkan pengadukan
dasar perairan, yang menyebabkan terangkatnya ion ion seperti Fe, al, mg yang
bersifat oksidatif, sehingga mengurangi okigen dalam air. Kematian masal udang
ditambak karena kasus up welling lebih banyak disebabkan karena turunnya
oksigen terlarut Untuk menghindari kematian masal akibat upwelling di tambak
udang dapat dilakukan dengan mempersempit lokasi lumpur dalam tambak dan
melakukan penyiponan untuk membuang lumpur dari dalam tambak.
2.3
Parameter-Parameter Baku Mutu kualitas air
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur
atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Baku mutu air adalah ukuran
bebas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus
ada dan atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air.
Untuk menjaga agar air berada dalam kondisi yang
sesuai dengan peruntukannya maka Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Berikut ini akan diuraikan
beberapa elemen penting dari baku mutu air serta dampaknya terhadap lingkungan
:
a.
pH
Nilai pH yang normal berada antara 6 – 8 pH, air
terpolusi berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya. Buangan yang banyak
mengandung asam-asam organic biasanya akan meningkatkan keasaman air. Air
buangan industri-industri bahan organic pada umumnya mengandung mengansung asam
mineral dalam jumlah yang tinggi, sehingga keasaman juga tinggi atau pH nya
rendah. Perubahan keasaman pada air buangan, baik kea rah alkali (pH naik)
maupun kea rah asam (pH turun) akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan
air. Air buangan yang mempunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap baja
dan sering menyebabkan karat pada besi.
b.
Temperatur
Dalam berbagai proses industri air sering digunakan
sebagai medium pendingin. Setelah digunakan air tersbut akan menerima panas
dari bahan yang didinginkan lalu dibuang ketempat asalnya. Air buangan ini
jelas akan mempunyai temperature yang lebih tinggi dari air asalnya. Kenaikan
temperature ini akan berakibat sebagai berikut :
·
Menurunnya oksigen terlarut
·
Meningkatnya kecepatan reaksi kimia
·
Terganggunya kehidupan ikan dan hewan
air lainnya
·
Jika batas temperature yang mematikan
terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati
c. Warna,
bau dan Rasa
Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi.
Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat
dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh
bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yaitu selain adanya
bahan-bahan terlarut juga adanya bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya
yang bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat
disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan
air, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfite
disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organic dan
mikroorganisme anaerobic.
Rasa tidak terdapat pada air yang normal. Timbulnya
rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang
menyimpang tersebut dihubungkan dengan bau, karena pengujian terhadap rasa air
jarang dilakukan. Bau yang tidak normal pada air juga dianggap mempunyai rasa
yang tidak normal.
d.
Kesadahan air
Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam
air akan menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air yang mempunyai
tingkat kesadahan pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun
kurang berbusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun yang terlalu tinggi sangat
merugikan karena dapat menimbulkan korosi/ karatan dan juga menimbulkan
kerak-kerak pada wadah-wadah pengolahan
e.
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD
menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah
atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. BOD tidak menunjukkan
jumlah bahan organic yang sebenarnya, tapi hanya mengukur secara relative
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut.
Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira
1 ppm, dan air yang mempunyai nilai BOD 3 ppm masih dianggap murni. Jika nilai
BOD air mencapai 5 ppm maka kemurnian air tersebut diragukan. Buangan industri
mempunyai nilai BOD 100 sampai 1.000 ppm Tingginya nilai BOD menjadi masalah
ketika oksigen terlarut dalam air sebelumnya sudah terlalu rendah, yang
mengakibatkan organisme hidup tidak dapat memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
buangan yang ada di dalam air.
f.
COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah suatu uji untuk menentukan jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dokhromat, untuk
mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air.
g.
DO (Dissolved Oxygen)
DO atau oksigen terlarut merupakan parameter mutu
air karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran. DO
berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tergantung dari
jumlah tanaman dan dari atmosfir yang masuk ke dalam air. Konsentrasi oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan atau hewan yang hidup
di air akan mati, sebaliknya konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi akan
menyebabkan proses pengkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat
hydrogen yang melapisi permukaan logam. Konsentrasi oksigen terlarut dalam
keadaan jumlah bervariasi, tergantung dari suhu dan tekanan atmosfir.
h.
Merkuri
Merkuri merupakan elemen alami, oleh karena itu
sering mencemari lingkungan. Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam dalam
bentuk gabungan dengan elemen lainnya. Komponen merkuri banyak terdapat di
karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia
dan biologi yang kompleks.
Pengaruh merkuri bagi kesehatan adalah menghambat
kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel karena kemampuan merkuri untuk terikat
dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di dalam
enzim dan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan aktifitas enzim dan reaksi
kimia yang dikatalis oleh enzim di dalam tubuh terhambat. Kerusakan tubuh
disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanent dan belum dapat
disembuhkan.
i.
Timbal
Polusi timbale dapat terjadi di udara, di air maupun
di dalam tanah. Timbal banyak digunakan dalam produksi baterai. Daya racun
timbale di dalam tubuh adalah penghambatan enzim oleh ion-ion Pb2 Enzim yang
diduga dihambat adalah enzim yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
Penghambatan tersebut disebabkan terbentuknya ikatan yang kuat antara Pb2+
dengan grup sulfur yang terdapat di dalam asam-asam amino dari enzim tersebut
j.
Radioaktif
Uranium
dan produk-produk pemecahannya merupakan salah satu contoh elemen yang
mempunyai
inti sangat tidak stabil. Disintegrasi atau pemecahan inti tersebut akan
menghasilkan emisi radioaktif yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
Beberapa macam aktifitas yang merupakan sumber potensial pencemaran radioaktif dan berperan dalam polusi lingkungan diantaranya yaitu :
Beberapa macam aktifitas yang merupakan sumber potensial pencemaran radioaktif dan berperan dalam polusi lingkungan diantaranya yaitu :
·
Peleburan dan pengolahan logam untuk memproduksi
komponen radioaktif
·
Penggunaan bahan radioaktif untuk
senjata nuklir
·
Penggunaan bahan radioaktif untuk
pembangkit tenaga nuklir
·
Penggunaan bahan radioaktif untuk pengobatan,
industri dan penelitian
k. Arsen
Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna
keperakan dan sangat toxic. Arsen elemental didapat di alam dalam jumlah yang
sangat terbatas. Arsen sudah sejak lama digunakan untuk racun tikus. Keracunan
arsen secara akut pada manusia dapat menimbulkan muntaber, disertai dengan
darah, disusul dengan koma dan bila dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Secara
kronis keracunan arsen dapat menimbulkan
anorexia, mual, diare, alergi, dan cacat bawaan.
l.
Barium
Barium (Ba) adalah sejenis metal berwarna putih.
Barium digunakan dalam industri gelas, keramik, tekstil, cat, plastic dan
lain-lain. Keracunan Ba dapat menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam.
Pada fase akhir keracunan biasanya terjadi kelumpuhan urat saraf
m. Besi
Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih
keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe dibutuhkan dalam tubuh dalam pembentukan
hemoglobin. Fe dalam dosis besar dapat menimbulkan kerusakan dinding usus, dan
kerusakan dinsing usus ini dapat menimbulkan kematian. Debu Fe juga dapat
menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru
n.
Flourida
Flourida (F) adalah senayawa Flour. F adalah halogen
yang sangat reaktif, karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa.
Keracunan F secara kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan
terganggu dan gangguan pencernaan yang disertai dehidrasi
o.
Cadmium
Cadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih
keperakan. Cd didapat pada industri alloy, pemurnian Zn, pestisida dan
lain-lain. Keracunan Cd secara akut menyebabkan gejala gasterointestinal dan
penyakit ginjal dan pada fase lanjut menyebabkan pelunakan dan fraktur (patah)
tulang-tulang punggung yang multiple
p.
Khlorida
Khromium (Cr) adalah metal berwarna kelabu dank
eras. Cr digunakan dalam industri gelas, metal, fotografi, dan electroplating.
Khronium sendiri sebetulnya tidak beracun, tetapi senyawanya sangat iritan dan
korosif yang dapat menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lender.
Inhalasi Cr dapat menimbulkan kerusakan tulang hidung. Di dalam paru-paru Cr
dapat menimbulkan kanker.
q.
Mangan
Mangan (Mn) adalah metal berwarna kelabu
kemerah-merahan. Keracunan Mn seringkali bersifat kronis sebagai akibat
imhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan urat
saraf, insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka
menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask)
r.
Natrium
Natrium elemental (Na) sangat reaktif, karenanya
apabila berada di dalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium bagi
tubuh bukan merupakan benda asing, namun toxitasnya tergantung pada gugus
senyawanya. NaOH atau hidroxida sangat korosif, tapi NaCl justru sangat
dibutuhkan oleh tubuh
s.
Nitrat, Nitrit
Nitrat
dan Nitrit dalam jumlah besar dapat menimbulkan diare campur darah, disusul
oleh konvulsi (gerakan yang tidak terkendali pada otot-otot yang menyebabkan
kekejangan pada bagian tubuh) disusul koma dan bila tidak ditolong akan
menyebabkan kematian
t.
Perak
Perak atau Argentum (Ag) adalah metal berwarna
putih. Ag didapat pada industri kalloy, keramik, gelas, fotografi, cermin dan
cat rambut. Bila masuk kedalam tubuh, Ag akan diakumulasi diberbagai organ dan
dapat menimbulkan pigmentasi kelabu yang disebut Argyria. Pigmentasi ini
bersifat permanent
u.
Selenium
Selenium adalah logam yang berbau bawang putih,
didapat bersama-sama dengan Cu, Au, Ni dan Ag. Dalam dosis besar Selenium akan
menyebabkan gejala Gl seperti muntah dan diare. Bila pemaparan berlanjut maka
akan terjadi gejala gangguan urat saraf seperti hilangnya reflek-reflek,
iritasi cerebral, konvulsi, dan juga dapat terjadi kematian.
v.
Seng
Seng (Zn) adalah metal yang didapat pada industri
alloy, keramik, kosmetik, pigmen dan karet. Toxitas Zn pada hakekatnya rendah.
Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tapi dalam kadar tinggi dapat
bersifat racun. Di dalam air minum Zn akan menimbulkan rasa kesat dan dapat
menimbulkan muntaber
w.
Sianida
Sianida adalah senyawa Sian (Cn) yang sudah lama
terkenal sebagai racun. Di dalam tubuh akan menghambat proses jaringan
pernapasan sehingga terjadi asphyxia, orang seperti tercekik dan cepat diikuti
dengan kematian. Secara alami sianida terdapat pada berbagai tumbuhan
x.
Sulfat
Sulfat bersifat iritan bagi saluran
gastro-instestinal bila dicampur dengan magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4
yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare
y.
Sulfida
Senyawa sulfide menimbulakn rasa dan bau, bersifat korosif
dan irritant. Keracunan sulfide jarang terjadi karena zat ini berbau busuk
z.
Tembaga
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan
tubuh manusia, tetapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GL, SSP,
Ginjal dan Hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulusi,
shock, koma dan dapat juga menyebabkan kematian.
2.4
Limbah
Secara alamiah air tidak pernah
dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika uap air mengembun diudara dan
jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah dipengaruhi oleh partikel-partikel
yang terkandung di udara. Kemudian air bergerak mengalir menuju ke berbagai
tempat yang lebih rendah letaknya dan melarutkan berbagai jenis batuan yang
dilalui atau zat organic lainnya. Dengan demikian kualitas air secara alamiah
akan berbeda pada setiap ruang dan waktu yang berlainan. Sumber air secara luas
telah dimanfaatkan untuk keperluan air rumah tangga, pertanian, industri,
perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain. Pemanfaatan sumber air
selain harus memenuhi kuantitas dan kualitasnya juga harus memenuhi criteria
kualitas air sesuai pemanfaatannya (Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, (dalam Lusiana dan Bambang 2012).
pencemaran
perairan, baik itu laut, sungai, danau maupun waduk, seringkali diberitakan
bahwa nilai BOD dan COD perairan telah melebihi baku mutu. Atau sebaliknya,
pada pencemaran lainnya yang mendapat protes dari masyarakat sehubungan dengan
adanya limbah industri, hasil analisis BOD dan COD (juga pH) belum merupakan jawaban
ada tidaknya pencemaran lingkungan oleh suatu industri. Di sisi lain, BOD dan
COD adalah parameter yang menjadi baku mutu berbagai air limbah industri selain
beberapa parameter kunci lainnya.
·
Limbah
cair tahu
Limbah cair tahu mengandung
polutan organik yang cukup tinggi serta padatan tersuspensi maupun terlarut
yang akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologi Rossiana, (dalam Ain
Churun dkk, 2014 ). Herlambang (dalam Ain Churun dkk, 2014), menyatakan bahwa
dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu
adalah gangguan terhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya
kandungan bahan organik. Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai
parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah makrobenthos,
selanjutnya Kawuri (dalam Ain Churun
dkk, 2014 ) menjelaskan bahwa berubahnya
kualitas suatu perairan sangat memengaruhi kehidupan biota yang hidup di dasar
perairan tersebut diantaranya adalah makrobenthos.
·
Limbah
yang dapat menimbulkan dampak bagi pembudidaya
Limbah dapat menimbulkan dampak
bagi pembudidaya utamanya pada pembudidaya yang dilakukan dalam sistem budidaya
karamba jaring apung dan jaring tancap dalam hal ini akan menyebabkan
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan disekitar perairan
maupun usaha budidaya itu sendiri. Pencemaran ini dapat berupa pencemaran
fisika – kimia khususnya (suhu, kecerahan, pH, oksigen terlarut, nitrat,
fosfat, amoniak dan BOD). Meskipun aspek fisika – kimia ini pernah diteliti,
namun para pakar dan pengelola perairan selalu menganjurkan bahwa penelitian
pencemaran perairan perlu dilaksanakan secara berkesinambungan mengingat setiap
waktu dapat saja terjadi perubahan lingkungan Dundu dkk, (dalam Rompas
Robert, dkk 2013)
Menurut Nastiti dkk ,
(dalam Rompas Robert, dkk 2013), perkembangan unit karamba jaring apung dan
jaring tancap pada areal budidaya yang kurang terkendali telah menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan perairan. Dampak negatif yang sering
ditimbulkan antara lain disebabkan kurang diperhatikannya prinsip-prinsip
teknologi dalam budidaya ikan dengan sistem karamba jaring apung dan jaring
tancap. Dalam suatu usaha budidaya perikanan, sangat penting untuk dipelajari
kondisi kualitas suatu perairan untuk dijadikan indikasi kelayakan suatu
perairan untuk budidaya perikanan. Untuk mengelola sumberdaya perikanan yang
baik maka salah satu persyaratan yang harus diperhatikan adalah kualitas
perairan. Boyd (dalam Rompas Robert, dkk 2013), menyatakan bahwa untuk tumbuhan
dan organisme perairan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, organisme
tersebut memerlukan persyaratan tertentu dalam habitat hidupnya yaitu kondisi
perairan.
Limbah yang dihasilkan ada yang
besifat organik dan anorganik seperti dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan
industri. Kandungan bahan organik yang tinggi akan mempengaruhi tingkat
keseimbangan perairan. Menurut Zulkifli et.al,, (dalam Zulfikar Andi dkk,
2013) tingginya kandungan bahan organik akan mempengaruhi kelimpahan organisme,
dimana terdapat organisme-organisme tertentu yang tahan terhadap tingginya
kandungan bahan organik tersebut, sehingga dominansi oleh spesies tertentu
dapat terjadi.
Limbah
dari berbagai industri akan menimbulkan berbagai pencemaran dalam perairan,
perairan yang tercemar akan mengakibatkan organisme hidup dalam perairan akan
terganggu. Pencemaran perairan akan mengakibatkan kematian bagi organisme dan pula merugikan bagi manusia,
berbagai macam limbah yang masuk dalam perairan akan menurunkan kualitas
perairan sehingga ekosistem perairan tidak akn stabil seperti sebelumnya,
pembangunan industri yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan kerusakan
lingkungn, pembangunan industri akn menghasilkan limbah cair yang sngat
membahayakan bagi organisme hidup perairan. Air yang selalu mengalir dari
tempat tinggi ke tempat yang rendah, maka sifat air inilah yang di mana selalu
ada cat zair yang beracun maupun tidak beracun akan menuju ke sungai, danau,
waduk, maupun laut.
2.5
Hubungan Antara Manajemen Kualitas Air
Dan Tingkat Pertumbuhan Hidup Manusia.
Sangat
penting untuk mengetahui kualitas air, manusia sangat tergantung pada air dimana
air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Setiap manusia ingin menjadikan
dirinya tetap sehat, tapi dengan adanya air yang tercemar maka tidak akan
menjamin dirinya sehat. Air yang tercemar akan menimbulkan penyakit dan jika
tidak memperhatikan kualitas air maka akan menimbulkan kematian bagi makhluk hidup.
Kualitas air yang baik akan meningkatkan pertumbuhan bagi manusia. Kualitas air
yang rendah mengharuskan masyarakat membeli air bersih untuk di minum.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
hasil makalah ini maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa Kualitas air yaitu
sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain di dalam
air. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap
air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi
atau uji kenampakan (bau dan warna). Kualitas air dapat dinyatakan dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut
dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, COD dan
sebagainya) dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya)
3.2
Saran
Kualitas air sangat
penting dalam kehidupan maka dari itu penyusun menyarankan agar memperhatikan
kesehatan air, tidak selamanya air akan mampu menetralisirkan limbah yang masuk
dalam perairan, tapi bagaiman caranya kita untuk menetralisir air limbah
menjadi aman bagi perairan untuk masuk ke sungi, waduk, danau dan laut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ain Churun Dkk,
2014:Pengaruh Limbah Cair Tahu Terhadap Kelimpahan Makrobenthos Di Sungai Elo
Magelang,Universitas
Diponegoro, Semarang
Arianty Gandika
Dkk, 2012: Karakteristik Dan Kualitas Air
Di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu Dengan Software Som Toolbox 2,Universitas
Bengkulu, Bengkulu
Lusiana Dan
Bambang 2012. Penentuan Kualitas Air Tanah Dangkal Dan Arahan Pengelolaan (Studi Kasus
Kabupaten Sumenep,Universitas Brawijaya ,Malang
Rompas Robert,
dkk 2013:Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau
Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa, Paleloan, Tondano
Yuliana Emma
Dkk, 2014: Analisa Status Mutu Air Dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu
Kota Kendari, Universitas
Brawijaya, Malang Jawa Timur Indonesia
Zulfikar Andi,
dkk 2013:Study Of Organic Content To Bakau Shell Abundance (Telescopium Telescopium) In Riau Gulf Tanjungpinang, Fikp
Umrah, Riau